03 Mei 2010

Sabar dan Senang untuk Kios Rumah-ku

Hari ini awal bulan Mei banner toko baru saja dipasang. Kios Rumah Melati. Melati adalah merek lama dari usahaku membuat baju anak dulu, dan Kios Rumah adalah usul suami agar tampak beda karena sudah banyak merek Melati. He he..sudah berjualan bertahun-tahun baru berani pasang banner sekarang. Sebelum menemukan blog-blog para penggiat TDA aku mungkin tak pernah memikirkan hal ini. Aku menganggap berjualan adalah hobi untuk mencari uang tambahan dan tujuan utamanya untuk menjalin keakraban dengan para tetangga, membantu menyediakan pakaian yang tidak mahal tapi bagus sehingga yang dananya terbatas bisa mendapat baju bagus. Aku membelinya langsung di grosir pasar Klewer Solo yang terkenal murah, rasanya ada kepuasan tersendiri karena merasa telah membantu.

Keuntungan berupa kepuasan, banyak teman, rasa senang melihat koleksi baju anak yang lucu-lucu sudah langsung terasa sedang keuntungan materi kuanggap sebagai tambahan yang menyenangkan. Dalam menentukan harga aku membuat hitungan yang sederhana asal menutup ongkos operasional dan margin cukup (agar bisa menambah barang). Jadi walaupun bisa menjual dengan lebih mahal dan laku, namun aku tidak tertarik menjual dengan harga tinggi kasihan pembelinya dan kalau kebetulan barang tidak bagus mereka pasti kecewa tapi kalau tidak mahal dan bagus mereka pasti akan kembali lagi dan itu sudah terbukti sekian lama ini. Tidak pernah terfikir pinjam modal karena tidak mau terbebani (lha wong pengen sante) biarpun sedikit asal milik sendiri sudah cukup. Perasaan cukup membuatku menjalankan usaha bisa dengan santai bagiku modal penting untuk jadi pedagang adalah 2 S, sabar dan senang, ditambah pandai berbicara tapi jangan sampai berbohong apalagi berbuat curang.

Ilmu berjualanpun dipelajari secara otodidak, buah dari rasa senang barangkali. Bagaimana mempelajari selera dan karakter pelanggan, membaca situasi dari gerak tubuh ataupun dari pembicaraan pelanggan untuk kemudian memberikan pelayanan yang sesuai, memberikan lebih dari yang diharapkan, disiplin dalam pelayanan dan menentukan harga, penghargaan terhadap pelanggan loyal dan tidak merasa rugi bila putus hubungan dengan pelanggan yang menyulitkan, memilih untuk mengambil keuntungan 2500x 4 dari pada 5000 x 2 karena lebih berpotensi menaikkan jumlah transaksi dan masih banyak lagi lainnya. Dan itu adalah ilmu-ilmu sederhana dalam menjual yang kuterapakan dan ternyata itu memang jurus-jurus marketing yang ada di buku-buku yang belum pernah kubaca. Maka ketika membaca blog para pengusaha itu aku langsung merasa sehati dan seperti mendapat acc dari apa yang sudah kulakukan dan sekarang aku jadi semangat untuk terus bisa lebih berkembang karena tidak hanya untuk menaikkan mutu usaha tapi juga lebih pada pencanangan akan tujuan-tujuan mulya yang ingin dicapai tujuan yang ukhrowi oriented karena hidup di dunia haruslah menjadi sarana untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan kehidupan di akhirat nanti. Tanpa tujuan itu kita akan jadi berorientasi pada nafsu atau keinginan duniawi semata. Tentu saja ini yang harus diwaspadai.

Kembali ke lap.. eh ke pemasangan banner. Sebenarnya banner ini sudah kusiapkan berbulan-bulan lalu tapi merasa belum pas waktunya untuk dipasang. Aku merasa sekarang adalah waktu yang tepat 3 bulan jelang puasa. Disamping itu stok sudah rada mencukupi kalau lead nanti bertambah. Jadi mereka tidak begitu kecewa bila tidak menemukan apa yang dicari karena ada barang-barang lain yang tersedia bila suatu saat mereka membutuhkan. Yang penting sekarang sudah berani launching pada khalayak dan siap-siap melakukan perbaikan .

Aku bersykur pada Allah karena karena dianugerahi keyakinan bila sudah menyukai sesuatu selalu bisa melihat kesempatan dan peluang (walau sering harus melawan penyakit demotivated-ku), dan merasa tidak ada hambatan ataupun kekurang apapun kondisinya bagiku selalu ada kesempatan dan peluang. Aku memang menyukai 2 hal itu (kesempatan dan peluang),maka sebisa mungkin bila tak ada aku akan berusaha menciptakan dan bila kesempatan dan peluang itu ada sendiri dan bukan dariku maka itu kuanggap sebagai bonus. Aku suka perumpamaan sales sepatu di Afrika dimana dia melihat begitu banyak peluang dan tidak ada saingan. Berenang di blue ocean. Aku memang bertekad usaha jualan dari rumah (terinpirasi dari orang tua, walau dulu orang tua melakukannya karena tidak ada modal untuk buka di pusat perdagangan). Akupun di kondisi yang sama, modal sekitar 400 rb plus rasa senang. Berjualan di rumah yang berada di suatu desa di kabupaten Kendal Jawa Tengah, bukan perumahan padat apalagi di kota besar wah jauhhh. Aku tak pernah memikirkan ini sebagai kekurangan sehingga ingin buka kios di pasar misalnya (juga karena tak ada modal he he..). Tapi aku lebih pada keinginan dan keyakinan untuk bisa memberikan pelayanan terbaik dan menguntungkan ke-2 pihak. Berusaha dengan motto think globally act locally. Jadi memang tepat sekali semua usaha kunci pertamannya adalah action dulu, mikirnya sederhana dulu, dan bila konsisten dan sabar (biasanya ini karena kita senang atau kepepet mungkin ^^) maka miracle happen. Dan kalau kemudian TK ABA sebelah rumah jadi besar muridnya banyak, ada sekolah yang sekarang jadi Pondok Pesanten Muhammadiyah yang tumbuh besar, jalan di depan rumah disemakin ramai bagiku itu bonus yang InsyAllah memberikan dampak positif bagi kiosku. Amin.

Wah sudah bisa panjang tulisanku ini dan akan kuanggap sebagai sebagai rekaman perjalanan usahaku karena mulai sekarang Insy4jjl aku akan lebih giat lagi mengembangkan usahaku ini tentu masih dengan mentor para penggiat TDA melalui tulisan-tulisan mereka semoga Allah senantiyasa memberikan kekutan dan rahmat agar mereka terus mampu dan mau menulis. Amin

Salam best life…